Home » , » "MENSYUKURI NIKMAT ALLAH AZZA WA JALLA, ADALAH NIKMAT YANG TERBESAR"

"MENSYUKURI NIKMAT ALLAH AZZA WA JALLA, ADALAH NIKMAT YANG TERBESAR"

Posted by Blog Kaum Ghurabah on Friday, May 8, 2015



-> Artinya “Wahai manusia, ingatlah akan Nikmat Allah kepada kalian. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kalian dari langit dan bumi? Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain dia, maka mengapa kalian berpaling?” (Qs: Fathir: 3).
Di dalam ayat tersebut Allah azza wa Jalla memerintahkan kepada seluruh manusia agar mereka mengingat nikmat-nikmat-Nya. Karena yang demikian ini akan mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah ta'ala.

'Kepada Saudariku Kaum Muslimah yang mudah-mudahan senantiasa dirahmati Allah ta'ala, 'Ketahuilah Saudariku, bahwa bersyukur kepada Allah Subhanahu'wa ta'ala akan menyebabkan terjaganya nikmat yang dikaruniakan kepada seseorang dan menyebabkan datangnya nikmat-nikmat Allah ta'ala yang lainnya. Namun sebagaimana diterangkan oleh Al-Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah, 'Bahwa syukur itu tidak akan terwujud kecuali jika terbangun di atas lima perkara yaitu dengan:
(1)->'Merendahkan dirinya kepada Allah ta'ala,
(2)->'Mencintai Allah ta'ala, dan Rasulnya,
(3)->'Mengakui bahwa nikmat tersebut merupakan karunia dari Allah azza wa Jalla,
(4)->'Memuji Allah ta'ala dengan lisannya -
(5)-> 'Tidak menggunakan nikmat tersebut untuk perkara yang dibenci oleh Allah ta'ala.
Oleh karena itu Saudari, 'Sudah semestinya bagi kita untuk melihat kembali usaha kita dalam mewujudkan rasa syukurnya kepada Allah azza wa Jalla. Karena apabila salah satu dari lima perkara yang harus dipenuhi tersebut tidak dilakukan, maka belum dikatakan orang tersebut telah bersyukur.
Dengan demikian, bersyukur itu tidaklah cukup dengan mengucapkan "Alhamdulillah" atau dengan sekadar menyadari bahwa nikmat tersebut datangnya dari Allah ta'ala. Bahkan tidak cukup pula meskipun kemudian dia tunjukkan dengan menghinakan diri serta tidak menyombongkan dirinya kepada Allah ta'ala. Akan tetapi 'Saudariku... 'harus dilengkapi dengan mencintai Allah Ta'ala dan membuktikan cintanya tersebut dengan menggunakan nikmat-nikmat tersebut di jalan yang diridhoi-Nya.

Allah Subhanahu'wa ta'ala telah memberitakan dalam ayat-Nya, bahwa keridho-an-Nya hanya akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bersyukur, sebagaimana dalam firman-Nya, (artinya):
“Dan jika kalian bersyukur, niscaya Dia akan meridhai kalian (dari perbuatan syukur tersebut).” (Qs: Az-Zumar: 7).
Oleh karena itu Saudariku, 'Sudah semestinya bagi orang-orang yang mengharapkan surga Allah azza wa Jalla untuk memperbaiki dirinya dalam bersyukur kepada Allah ta'ala. Karena kalau tidak demikian, maka bisa jadi seseorang menyangka dirinya telah bersyukur namun ternyata tidak demikian kenyataannya. Padahal Allah Subhanahu'wa ta'ala 'sebagaimana dalam firman-Nya, telah membagi manusia menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok orang-orang yang "Bersyukur dan kelompok orang-orang yang Kufur ", sebagaimana tersebut dalam firman-Nya, (artinya): “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; maka (manusia) ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Qs: Al-Insan: 3).

'Sadariku... 'Maka marilah kita berusaha melihat pada diri kita masing-masing. Pada kelompok yang mana kita berada..'?? Sudahkah kita mensyukuri nikmat waktu, nikmat sehat, penglihatan, pendengaran, lisan dan lain-lainnya dengan menggunakannya untuk beribadah di jalan Allah Subhanahu' wa ta'ala...'?? 'Sudahkah kita mensyukuri nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada kita, kemudahan dalam sarana transportasi dan komunikasi serta yang semisalnya untuk digunakan di jalan Allah..?? 'Ataukah justru sarana tersebut digunakan untuk bermaksiat kepada Allah ta'ala..??.

'Saudariku Muslimah...'Ingatlah, bahwa nikmat-nikmat Allah ta'ala yang dikaruniakan kepada kita sangat banyak dan tentu kita akan dimintai pertanggung-jawabannya di akhirat kelak. Oleh karena itu Saudariku, 'Marilah kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah ta'ala dan jangan mengkufurinya.
Rasulullah Shallallahu' alaihi wasallam telah mencontohkan kepada umatnya dan menganjurkan umatnya untuk mensyukuri nikmat. Tersebut di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dalam Shahih keduanya, melalui jalan sahabat Anas radhiyallahu'anhu: Bahwasanya Nabi Shallallahu' alaihi wasallam melewati sebiji kurma ketika sedang berjalan, maka beliau Shallallahu' alaihi wasallam bersabda, artinya : “Kalaulah bukan (karena aku takut) kurma tersebut dari shadaqah, sungguh aku akan memakannya.” (HR: Bukhari dan Muslim).
'Dari satu hadits ini saja, kita bisa mengetahui betapa besarnya perhatian Nabi Shallallahu' alaihi wasallam terhadap nikmat Allah ta'ala, sehingga tidak membiarkan meskipun hanya sebiji kurma untuk dibuang dan rusak tanpa dimanfaatkan. Kalau kita bandingkan dengan keadaan sebagian kita, akan kita dapatkan perbedaan yang sangat jauh. Makanan yang dibuang sia-sia merupakan pemandangan yang mungkin setiap hari dijumpai di sebagian rumah kita. Baik karena berlebihan dalam memasaknya atau membelinya yang kemudian menjadi rusak dan busuk sehingga kemudian dibuang sia-sia. Padahal terkadang makanan tersebut bukanlah makanan yang murah harganya atau mudah mendapatkannya. Sementara di sekitar rumahnya banyak orang-orang fakir miskin yang tidak memiliki makanan. Sudah semestinya bagi kita semua untuk berusaha memperbaiki dirinya dalam bersyukur kepada Allah Subhanahu'wa ta'ala.

'Saudariku yang mudah-mudahan dirahmati Allah ta'ala, Ketahuilah, bahwa seseorang apabila tidak mensyukuri nikmat Allah ta'ala, maka dia akan berada pada satu dari dua keadaan. Kemungkinan yang pertama,
(1) -> Allah ta'ala akan mengambil Nikmat tersebut darinya dan kemungkinan yang -
(2) -> 'Nikmat tersebut akan terus bersamanya namun akan menambah beratnya siksa di akhirat kelak. Maka tentunya kita semua tidak ingin terjatuh pada salah satu dari kedua keadaan tersebut.
◆ (artinya) “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa dibiarkannya mereka (terus mendapat nikmat) adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami membiarkan mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka nantinya adzab yang menghinakan.” (Qs: Ali ‘Imran: 178).
◆ Allah ta'ala juga menyebutkan balasan bagi orang-orang yang tidak mendapatkan nikmat Islam di dalam firman-Nya, (artinya):
“Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang dan neraka Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (Qs: Muhammad: 12).

Ketahuilah Saudariku, 'Bahwa nikmat yang paling besar yang Allah ta'ala karuniakan kepada hamba-hamba-Nya adalah nikmat ber-"Islam" dan memahaminya dengan pemahaman yang benar. Yaitu memahaminya sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam kepada para sahabatnya. Karena seseorang yang telah mendapatkan nikmat tersebut berarti dia telah mengikuti satu-satunya jalan yang diridhai oleh Allah ta'ala, yang akan mengantarkan dirinya pada kebahagiaan yang selamanya. Allah azza wa Jalla berfirman, (artinya): “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Qs: Al-Ma`idah: 3).

'Maka marilah Saudariku... 'kita berusaha untuk mensyukuri nikmat yang paling besar ini. Meskipun nikmat yang lainnya pun tidak boleh disepelekan. Namun nikmat mengikuti agama Islam merupakan nikmat yang paling besar dan tidak bisa dikalahkan oleh nikmat apapun. Sekalipun dibandingkan dengan orang mendapatkan nikmat dunia dan seisinya, namun tidak mendapatkan nikmat Islam. 


'Marilah kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan mengamalkannya. Tidak sekadar mengikuti kebanyakan atau keumuman orang. Tidak pula dengan mengandalkan semangat tanpa dilandasi ilmu (Syar'i). Namun harus didasarkan kepada Al-Qur`an dan hadits Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, serta memahami keduanya dengan bimbingan para ulama (salaful Ummah) yang mengikuti jalan generasi terbaik umat ini (Salaf). Yaitu jalannya para sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wasallam. Karena mereka adalah orang-orang yang telah mempelajari agama ini lansung dari lisan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam dan mengetahui bagaimana Rasulullah mempraktekkan agama ini.


'Dengan demikian Saudariku, 'kita akan diselamatkan dari berbagai ajaran yang menyimpang (sesat) dan selanjutnya mendapatkan janji Allah Subhanahu'wa ta'ala, yaitu kenikmatan "Surga" pada kehidupan yang selamanya "in Syaa Allaah".
"Wallahu a’lam bish-shawab".


Gabung Disini

Directory Blog Salaf

My Blog List

Powered by Blogger.

Arsip Blog

.comment-content a {display: none;}