Home » , » PENYANYI ADALAH MU'ADZIN-NYA SETAN

PENYANYI ADALAH MU'ADZIN-NYA SETAN

Posted by Blog Kaum Ghurabah on Monday, February 16, 2015


"PENYANYI ADALAH MU'ADZIN-NYA SETAN YANG MENGAJAK UNTUK TAAT KEPADANYA,
DAN SESUNGGUHNYA NYANYIAN ADALAH MANTRA MENUJU PERZINAHAN YANG KEJI"
◆ 'Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya...“Sungguh akan ada nanti segolongan umatku yang menghalalkan Zina, Sutera (bagi laki-laki diharamkan, ), Khamar dan alat-alat Musik.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Malik Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu).
◆ 'Allah azza wa jalla juga berfirman, yang artinya...“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.”
(QS: Luqman: 6).
◆ 'Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu ketika menjelaskan makna, “perkataan yang tidak berguna” yang dicela oleh Allah Ta’ala dalam ayat di atas, beliau berkata, “Maksudnya adalah nyanyian, demi Allah yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia,” beliau mengulangi sumpahnya tiga kali.” (Tafsir Ath-Thobari), (Lihat dalam Tafsir Ibnu Katsir)
"TANGGAPAN ULAMA MENGENAI MUSIK"
Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Aku mendapati di Iraq sesuatu yang bernama taghbir, yang dimunculkan oleh orang-orang zindiq guna menghalangi orang-orang dari membaca AL-Qur`an.” (Riwayat Abu Nuaim dalam Al-Hilyah: 9/146 dan Ibnu Al-Jauzi dalam Talbis Iblis hal. 283 dengan sanad yang shahih)
◆ Taghbir adalah kumpulan bait syair yang berisi anjuran untuk zuhud terhadap dunia, yang dilantunkan oleh seorang penyanyi sementara yang hadir memukul rebana mengiringinya.
Kami katakan: Kalau lirik taghbir ini seperti itu (anjuran zuhud terhadap dunia) dan hanya diiringi dengan satu alat musik sederhana, tapi tetap saja dibenci oleh Imam Asy-Syafi’i, maka bagaimana lagi kira-kira jika beliau melihat nasyid yang ada sekarang, apalagi jika melihat nyanyian non religi sekarang'?!.
◆ Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiah berkata mengomentari ucapan Asy-Syafi’i di atas, “Apa yang disebutkan oleh Asy-Syafi’i bahwa taghbir ini dimunculkan oleh orang-orang zindiq adalah ucapan dari seorang imam yang mengetahui betul tentang landasan-landasan Islam. Karena mendengar taghbir ini, pada dasarnya tidak ada yang senang dan tidak ada yang mengajak untuk mendengarnya kecuali orang yang tertuduh sebagai zindiq.” (Majmu’ Al-Fatawa: 11/507)
◆ Ibnu Al-Jauzi rahimahullah berkata, “Murid-murid senior Asy-Syafi’i radhiallahu anhum mengingkari perbuatan mendengar (nyanyian).” (Talbis Iblis hal. 283).
◆Ibnu Al-Qayyim rahimahullah juga berkata dalam Ighatsah Al-Luhfan hal. 350, “Asy-Syafi’i dan murid-murid seniornya serta orang-orang yang mengetahui mazhabnya, termasuk dari ulama yang paling keras ibaratnya dalam hal ini (pengharaman nyanyian).” Karenanya Ibnu Al-Jauzi berkata dalam Talbi Iblis hal. 283, “Maka inilah ucapan para ulama Syafi’iyah dan orang-orang yang baik agamanya di antara mereka (yakni pengharaman nyanyian). Tidak ada yang memberikan keringanan mendengarkan musik kecuali orang-orang belakangan dalam mazhabnya, mereka yang minim ilmunya dan telah dikuasai oleh hawa nafsunya.”
◆ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkomentar bahwa: “Alat-Alat Musik adalah Khamar Jiwa, pengaruhnya lebih Dahsyat dibanding Khamar dalam Gelas.”
Oleh karena itu sering kita melihat para penikmat musik berjoget-joget, bergoyang-goyang dan berteriak-teriak, hingga histeris seperti orang gila, dalam keadaan mereka ‘menikmati’ perbuatan dosa tersebut, maka penyanyi dan pemain musik adalah mu’adzinnya setan, yang mengajak kepadanya.
Sebagaimana mantra para penyihir dapat berpengaruh buruk -dengan izin Allah ta’ala- demikian pula nyanyian dapat mengantarkan kepada zina penglihatan, pendengaran, hati dan mungkin lebih daripada itu.
'Juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Termasuk perbuatan keji dan mungkar adalah mendengarkan (alat-alat musik) seruling-seruling setan, dan seorang penyanyi adalah mu’adzinnya setan yang mengajak untuk taat kepadanya, karena sesungguhnya nyanyian adalah mantra perzinahan.”
Sampai-sampai para pecinta musik itu dapat bergetar jiwanya, tergerak hatinya dan bangkit semangatnya ketika mendengarkan nyanyian (termasuk nasyid) namun ketika mendengarkan Al-Qur’an tidak ada atau sedikit sekali pengaruhnya dalam diri mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Oleh karena itu, ada orang-orang yang sudah terbiasa mendengarkan nyanyian dan merasa puas dengannya; mereka tidak tertarik untuk mendengar Al-Qur’an dan tidak bahagia dengannya serta tidak terkesan ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana ketika mendengar lirik-lirik lagu.
Bahkan, jika mereka mendengar Al-Qur’an, mereka mendengarnya dengan hati yang lalai dan lisan yang kosong. Tetapi, apabila mereka mendengar tepukan dan tiupan musik, maka mereka dengarkan dengan seksama, diam terpaku, jiwa membisu, seraya meneguk minuman (khamar jiwa).” (Lihat- AL-Fatawa).


Comment (1)

Loading... Logging you in...
  • Logged in as
Terimakasih sharingnya, pengetahuan bertambah dari sebelumnya. Sungguh sebuah kebaikan bagi kakak penulis. Taubat jadi lebih baik Aamiin. Jadilah muslimah yang taat, kenakan jilbab karena memakai jilbab merupakan kewajiban seorang muslimah yang ingin lurus di jalan Allah. Tinggalkan pacaran karena tidak sesuai dengan ajaran islam. Ada banyak cara memakai jilbab dan cerita hijrah di website islami. Kutinggalkan dia karena dia. :)

Post a new comment

Comments by

Gabung Disini

Directory Blog Salaf

My Blog List

Powered by Blogger.

Arsip Blog

.comment-content a {display: none;}